Desa Negari, 13 Juli 2025 — Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dan mendukung pariwisata berkelanjutan, Pemerintah Desa Negari bersama TP3R Negari Asri, Pokdarwis Tegal Sari, dan komunitas lokal menggelar kegiatan edukasi pemilahan sampah berbasis sumber di Balai Banjar Adat Tegal Besar.
Kegiatan ini menghadirkan 2 orang narasumber yaitu,
1. Nadia Amri-Wastehub, seorang pegiat lingkungan yang telah berpengalaman di bidang konservasi, pembangunan komunitas, dan ekonomi sirkular.
2. I Dewa Gede Alit Setiarsa dari Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Bali
Mengapa Edukasi Pemilahan Sampah Penting?
Kondisi sampah di Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, dari 56 juta ton sampah yang dihasilkan setiap tahun, sekitar 39% terbuang ke lingkungan. Bahkan, seluruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia diperkirakan tak mampu menampung sampah pada tahun 2028 jika tidak ada tindakan serius.
Desa Negari sendiri menghasilkan sekitar 2 ton sampah per hari dari 686 KK. Tanpa sistem pengelolaan yang baik, sampah-sampah ini berpotensi mencemari lingkungan dan menurunkan kualitas destinasi wisata.
Peran Ibu-Ibu PKK dalam Pengelolaan Sampah
Dalam kegiatan ini, ibu-ibu PKK diharapkan menjadi agen perubahan di lingkungan rumah tangga. Dengan membiasakan anggota keluarga memilah sampah ke dalam tiga kategori — organik, anorganik daur ulang, dan residu — masyarakat dapat membantu mengurangi beban TPA dan memanfaatkan sampah sebagai sumber daya ekonomi.
Slogan yang digaungkan adalah:
"Ibu Cerdas Pilah Sampah, Keluarga Sehat, Lingkungan Lestari."
TPS3R Negari Asri: Garda Depan Pengelolaan Sampah
TPS3R Negari Asri saat ini melayani tiga dusun: Sarimertha, Negari, dan Tegal Besar, termasuk pengelolaan sampah dari rumah tangga, sekolah, villa, toko, hingga rumah sakit. Sayangnya, hingga kini operasional masih mengandalkan swadaya masyarakat karena belum adanya sistem retribusi sampah yang berjalan.
Oleh karena itu, salah satu rekomendasi dalam kegiatan ini adalah mendorong implementasi Perdes (Peraturan Desa) yang mengatur pembayaran retribusi serta pemilahan dari sumber.
Wastehub® dan Studi Kasus Desa Besakih
Kegiatan ini juga memperkenalkan model pengelolaan sukses dari program Sukla Project di Desa Besakih. Beberapa praktik baik yang bisa diadopsi Desa Negari antara lain:
1. Edukasi door-to-door oleh kader lokal,
2. Bank sampah digital,
3. Green job untuk pemuda desa,
4. Transformasi limbah menjadi produk bernilai seperti roster dan papan plastik daur ulang.
Harapan ke Depan
Dengan semangat Tri Hita Karana, masyarakat Desa Negari diajak menjaga keharmonisan dengan alam dan Tuhan melalui tindakan kecil tapi berdampak besar: memilah sampah. Pengelolaan sampah berbasis sumber ini diharapkan tidak hanya menciptakan lingkungan bersih, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan meningkatkan daya tarik wisata desa.
Mari kita mulai dari rumah sendiri — pilah sampahmu, jaga desamu.